Surah an nur
memang terkenal sebagai doa
pelindung ,namun keutamaannya sebenarnya sangatlah luas baik itu
sebagai pengasihan ,pembuka rejeki maupun penyembuh penyakit hati.
“Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat (sesuatu), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (QS. An Nur/24: 35)”
Di dalam kitab Tasyhil dijelaskan : Bahwa
makna sifat Nur Allah sulit digambarkan oleh
pikiran manusia, maka dibuatlah perumpamaan seperti sifatnya misykat yang
didalamnya ada pelita yang terang benderang karena sinarnya terhimpun disitu.
Misykat itu ibarat hati orang mukmin, sedangkan hidayah itu adalah Nur Allah
yang menuntun hati orang mukmin menuju jalan yang haq.
Dengan Nur itulah Allah akan membimbing
menjadi ‘khusyu’, bertakwa, bergetar hatinya dikala disebut nama Allah, dan
menenangkan hati, serta melapangkannya. Nur Allah itu bukan berwarna kuning, biru,
atau yang putih berkilauan, sebab itu masih berupa apa yang bisa kita
bayangkan. Sedangkan Nur Allah bukan berupa huruf, bukan suara, bukan wujud
materi.
Seperti disebutkan didalam kitab Masyariq,
bahwa Nur, ilham, wahyu, ialah sesuatu yang diberitahukan dalam keadaan
tersembunyi dan cepat. Dikehendaki dengan cepat ialah dituangkan sesuatu
pengetahuan-pengetahuan kedalam jiwa sekaligus dengan tidak lebih dahulu timbul
pikiran dan muqaddimat-muqaddimatnya.
Itulah yang dimaksudkan Allah memberikan tuntunan
dengan Nur-Nya. Nur di sini berarti ilham atau wahyu , intuisi, naluri. (
Almishbahu fii zujaajah), pelita itu terbuat dari kaca yang bening, seakan-akan
bintang-bintang seperti mutiara, yang minyaknya berasal dari pohon zaitun yang
di berkati. Dan mengandungi manfaat yang sangat banyak.
Laasyarqiyya wa la gharbiyyah ~ tidak tumbuh
ditimur dan tidak juga di barat. Ayat ini menggambarkan bahwa Nur itu tidak
bisa digambarkan sehingga tidak bisa dikatakan berada dimana dan bagaimana.
Tidak barat juga tidak timur berarti tidak ada batas ruang waktu, tidak ada
tempat..
Diibaratkan berada di ruang yang tidak ada
apa-apa, misalnya berada di padang pasir yang luas, tidak ada gunung, tidak ada
pohon, tidak ada goa, atau seperti kalau kita berada diruang angkasa, kita
berada di luar pengaruh siang dan malam, tidak dibatasi oleh bumi dan planet
lainnya maka kita akan berada di wilayah yang tidak ada barat, timur, atas,
bawah, utara, selatan, tidak ada kemarin tidak ada akan datang , tidak ada hari
isnin, selasa , bulan, januari, februari dll, yang ada kekinian atau keabadian
.
Inilah penggambaran bahwa alam hakikat itu
tidak di bisa dibatasi oleh ruang dan waktu serta batasan pikiran sempit
manusia. Kita harus memasukinya bukan berada pada batas ruang dan waktu ~
karena kita akan menjadi kecil dan sempit.
Sebab pikiran dan perasaan tidak akan mampu
menggambarkan (memberikan persepsi) atas keadaan hakikat kecuali kita mampu
"memfanakan" diri dan alam semesta maka wajah Dzat yang ada . Karena
rasa dan pikiran bukanlah sebuah ukuran untuk memberikan perbandingan yang amat
luas dan tak terhingga, kasih sayang Allah tidak bisa di uraikan oleh keutuhan
rasa manusia.
Selama ini kita hanya mengira atau menyangka
(dzhan) bahwa kasih sayang dan kehebatan Allah itu bisa kita rasakan. Itu
hanyalah anggapan bukan keadaan yang sebenarnya. Karena rasa manusia itu
terlalu kecil untuk bisa menggambarkan kenyataan kasihsayang Allah.
Maka benarlah kita ini ternyata hanya bisa
mengira dengan dzhan kita …inna dzhanni abdi …Aku menurut persangkaan
hamba-hamba-Ku …..
... yukadu zaituha yudhi-u walaulam tamsashu
naarun ~ yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh
api (kalimat ini merupakan mubalaghah, didalam mensifati minyak yang sangat
bersih dan bening apalagi kalau disentuh api)
Nurun ‘ala Nurin ~ Allah adalah Cahaya diatas
cahaya .
Sesungguhnya telah terhimpun cahaya dan
penutup lampu yang indah, minyak yang bersih maka sempurnalah cahaya yang
diperumpamakan dengannya. Maka Allah-lah yang berada diatas segala cahaya,
karena Dialah yang menggerakkan cahaya (ilham) kepada siapa saja yang
dikehendaki .
Kesimpulan dari tafsir diatas dengan
mempertimbangkan beberapa pendapat ulama masyhur seperti Ibnu Mas’ud, Ibnu
Athoillah, Ibnu Qayyim dan kitab-kitab yang terkenal keshahihannya adalah bahwa
kata "NUR" merupakan kata majazi yang bisa digunakan untuk penyebutan
apa saja yang memiliki kelebihan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Surah An Nur adalah surah ke 24 dalam Al
Qur’an. Surah ini berisi 64 ayat, dan merupakan surah Madaniyah, karena surah
ini turun setelah Rasulullah hijrah di Madinah, sehingga kesepakatan ulama
menyebut surah ini dengan nama surah Madaniyah.
Letak surah An Nur dalam urutan mushhaf berada
di antara dua surah Makkiyah, yaitu surah Al Mu’minun dan surah Al Furqan.
Sedangkan dari sisi turunnya, surah An Nur ini seperti yang dituturkan oleh
Abdullah Ibnu Abbas, turun setelah surah An Nashr dan sebelum surah Al Hajj.
Dalam riwayat lain menurut Ali bin Abi Thalhah, surah An Nur turun setelah
surah Al Hajj dan sebelum surah Al Ahzab .
Kata nur berasal dari akar kata nara-nuran,
yang berarti menerangi, semakna dengan kata anara, nawwara, istanaara.
Dalam bentuk kata benda yang memiliki
kedekatan makna dengan kata nur adalah kata nar (api), yaitu unsur alamiah yang
aktif mengeluarkan cahaya, panas, dan membakar, sering disebut juga dengan al
lahab, ketika menjilat-jilat.
Sedang kata nur berarti cahaya, yaitu penerang
yang menjelaskan sesuatu sehingga terlihat hakekat yang sesungguhnya.
Kandungan surah an nur
Surat ini sebagian besar memuat
petunjuk-petunjuk Allah yang berhubungan dengan persoalan rumah tangga dan
kemasyarakatan dengan berlandaskan Iman yang benar.
Kandungan yang terdapat dalam surah An Nur
ialah masalah keimanan, syari’ah (hukum), dan kisah.
A. AL IMAN (KEIMANAN)
Dasar-dasar keimanan yang ada dalam surah An
Nur ini meliputi :
1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah dalam surah An Nur ini
disampaikan dengan menjelaskan Allah sebagai :
a.
Dzat yang telah menurunkan Al Qur’an, seperti yang dijelaskan pada ayat 1, 34,
dan 46.
b.
Pemberi cahaya langit dan bumi, terdapat pada ayat 35.
c.
Penguasa langit dan bumi terdapat dalam ayat 42, 43,44, 45, dan 64.
2. Iman kepada hari akhir/hari kiamat,
ditegaskan dalam ayat 23-25.
3. Iman kepada Rasul, dalam surah An Nur ini
disampaikan dengan menjelaskan Rasul sebagai :
a.
Penerima wahyu Allah, terdapat pada ayat 1, dan 34.
b.
Adab berkomunikasi dengan Rasulullah, terdapat pada ayat 62, 63.
c.
Sikap kaum munafik terhadap Rasulullah, terdapat pada ayat 47 dan 50.
4. Keadaan orang-orang kafir di hari kiamat,
dijelaskan pada ayat 39, 40.
5. Mentaati Allah dan rasul-Nya, ditegaskan
pada ayat 51 sampai 54.
6. Landasan negeri beriman, dijelaskan pada
ayat 55 sampai 57.
7. Proses penciptaan dan kehidupan hewan,
dijelaskan pada ayat 45.
B. SYARI’AH (HUKUM-HUKUM)
1. Hukum zina, terdapat pada ayat 2-3.
2. Hukum qadzf (menuduh orang lain berbuat
zina), terdapat pada ayat 4-5.
3. Hukum li’an (suami yang menuduh istrinya
berbuat zina), terdapat pada ayat 6-10.
4. Izin sebelum memasuki rumah, terdapat pada
ayat 27-29, 57-60.
5. Hukum Pandangan dan Hijab, terdapat pada
ayat 30-31.
6. Hukum pernikahan terdapat pada ayat 32-34.
7. Makan di rumah orang tanpa izin, terdapat
pada ayat 61.
C. AL QISHSHAH (KISAH)
Berita palsu tentang Aisyah, terdapat pada
ayat 11 sampai 26.
Pengertian Madaniyah dengan mengatakan sebagai
ayat yang turun sesudah hijrah Nabi ke Madinah adalah pengertian yang populer
di kalangan ulama ulumul-Qur’an, meskipun ayat itu turunnya di Makkah. Seperti
ayat 58 surah An Nisa yang turun pada saat Fathu Makkah, atau ayat 3 surah Al
Maidah. Lawannya adalah Makkiyah, yaitu ayat yang turun sebelum Nabi hijrah.
Pertimbangan lain adalah tempat turunnya ayat
itu. Makkiyah adalah yang turun di Makkah dansekitarnya seperti Mina, Arafah,
dan Hudaibiyyah, sedangkan Madaniyyah adalah yang turun di Madinah dan
sekitarnya seperti Uhud dan Quba’. Pembagian ini menimbulkan adanya beberapa
ayat yang tidak dapat masuk dalam dua kelompok itu. Seperti ayat yang turun di
Tabuk, atau Baitul Maqdis. Dan pembatasan ini menuntut terjadinya ayat yang
turun Makkah sesudah hijrah Nabi disebut pula Makkiyah.
Surah an nur pelindung keluarga
Surah An Nur merupakan salah satu surah dalam Al Qur’an yang menekankan pada perlunya pembentukan
masyarakat saleh secara operasinal yang dimulai dengan pembentukan pribadi, dan
keluarga yang saleh.
Dari itulah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam memberikan pesan khusus pengajaran surah ini kepada kaum wanita yang
akan menjadi pengelola rumah tangga.
Said ibn Mansur, Ibnu Al Mundzir, dan Al
Baihaqi meriwayatkan dari Mujahid berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Artinya: Ajarkan kepada para laki-laki kalian
surah Al Ma’idah. Dan ajarkan kepada para wanita kalian surah An Nur.
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca surat An-Nur, ia
diberi pahala sepuluh kebaikan, dengan jumlah setiap mukmin dan mukminah yang
ada di zaman yang lalu dan mendatang.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 3: 567)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Janganlah kamu mengajarkan surat Yusuf kepada
isterimu (juga anak perempuanmu), dan janganlah kamu membacakannya pada mereka,
karena di dalamnya terdapat fitnah. Ajarkan pada mereka surat An-Nur, karena di
dalamnya terdapat nasehat-nasehat.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 3: 568)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Jagalah hartamu dan kemaluanmu dengan membaca
surat An-Nur; jagalah istrimu dengannya. Barangsiapa yang rajin membaca surat
An-Nur setiap hari atau setiap malam, maka keluarganya akan terjaga dari
perzinaan selamanya sehingga ia meninggal. Jika meninggal, ia akan diikuti ke
kuburnya oleh seribu malaikat, semuanya
mendoakan dan memohonkan ampunan untuknya sehingga ia dimasukkan ke kuburnya.”
(Tafsir Ats-Tsaqalayn 3: 567)
Perumpamaan cahaya Allah dalam hati
orang-orang mukmin bagaikan sebuah misykat ( kamisykatin fiha misbahun /
cerukan pada dinding yang didalamnya terdapat pelita, yaitu cahaya yang
terhimpun di dalam misykat yang mengakibatkan cahaya itu bersinar amat terang
sekali .
Seperti matahari merupakan Nur bagi langit, si
fulan adalah Nur bagi negerinya karena ia adalah anak yang telah membawa nama
harum bangsanya serta pengabdiannya yang tidak ternilai.
Rasulullah adalah Nur bagi ummat yang
keadaannya sangat jahiliyyah, sehingga Syekh Al barzanji menulis syair untuk
beliau " anta syamsu anta badru anta nurun fauqa nurin, engkau adalah
matahari, engkau adalah bulan dan engkau adalah cahaya yang terang diatas
segala cahaya.
Alqur’an juga di sebut An Nur, karena
merupakan firman Allah yang memberikan jalan kebenaran dan tuntunan hidup bagi
manusia.
Ilham merupakan Nur dari Allah, disebut Nur
karena merupakan pencerah hati dari yang gelap dan buta menjadi faham dengan
ilmu pengetahuan.
Gambaran ayat diatas adalah menerangkan
keadaan hati orang mukmin yang terang setelah mendapatkan pencerahan dari Allah
berupa ilham atau hidayah. Cahaya yang dimaksudkan bukanlah Dzat Allah akan
tetapi ilham/ hidayah. Dan Allah menggelari dirinya sebagai Nur diatas Nur (Nurun
‘ala Nurin), yaitu Cahaya Yang menggerakkan Cahaya, yang menciptakan cahaya
(bintang-bintang), menurunkan cahaya-cahaya yang menerangi ummat (rasul-rasul),
memancarkan cahaya berupa ilham atau intuisi yang menerangi kebodohan (Al ilmu
nurun / ilmu itu cahaya), cahaya-cahaya tersebut bukanlah Dzat Tuhan, dan
barang siapa menyembah kepada cahaya-cahaya tersebut berarti telah terjebak
kepada cahaya yang diciptakan Tuhan.
Kita disuruh mencari sumber cahaya yaitu Nurun
‘Ala Nurin, Cahaya diatas Cahaya. Wallahu a’lam
Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
bagi anda yang merasa mempunyai
beberapa masalah dalam kehidupan anda bisa melihat
Doa
Penyembuh,Doa pengasihan,doa pelindung dan pembuka rejeki yang di berikan
dengan ijazah khusus dapat anda lihat di sini
Dengan harapan dari sekian banyak
jenis doa yang saya ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah
anda...amiin
Wasalam
Fathul ahadi
3 komentar:
makasih ya,,, ini sangat membatu saya dalam pelajaran Ilmu Tafsir saya..... visit back,,,
Untung Shop | Toko Online Murah
Iklan Untung | Iklan Baris Gratis
RasyaShare | Tempat Berbagi Segalanya
Hanya Allah Ta'ala yg berkuasa memberikan pertolongan..sedangkan ayat harus dipahami artinya dan diamalkan
Alhamdulillah, sya mendapatkan pencerahan dri masalah keluarga sya.
Posting Komentar