Selasa, 30 Oktober 2012

Syahadat Kalimat Paling utama



Kalimat syahadat yaitu (laa ilaha illallah) sudah kita ketahui bersama. Namun, kebanyakan kita belum mengetahui bahwa kalimat yang satu ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Itulah yang patut kita ketahui saat ini. Ingatlah bahwa kalimat ini bukanlah kalimat biasa-biasa saja. Marilah kita simak pembahasan berikut, semoga bermanfaat.

Dua kalimat syahadat (laa ilaaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya didirikan amalan dan tidak diterima suatu amal tanpa keduanya. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

“Islam dibangun diatas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilaah yang berhak disembah kecuali Allah semata dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan shaum di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalimat Laa ilaaha illa Allah merupakan kunci syurga, dimana kunci memiliki gerigi agar dapat berfungsi dengan benar. Begitu juga kalimat Laa ilaaha illa Allah memiliki persyaratan agar dapat menyelamatkan seorang hamba dari Neraka. Seseorang dalam mengucapkannya harus ikhlas, jujur, yakin, menerima, tunduk, mengilmui, dan mencintainya. Tujuh hal ini merupakan syarat kalimat syahadat Laa ilaaha illa Allah.




Makna Dua Kalimat Syahadat


Syahadat menurut syari’at adalah pengakuan, pembenaran dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza wa Jalla tiada sekutu bagi-Nya. Jadi makna laa ilaaha illallah ialah keyakinan dan pengakuan bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah lalu berkomitmen dengannya dan mengamalkan tuntutannya. Maka beribadah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya itulah makna laa ilaaha illallaah

Makna persaksian ini adalah menyaksikan dengan lisan,meyakini dalam hati dan memenuhi segala konsekuensinya dengan mengamalkan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Sehingga makna persaksian syahadat tidak hanya sekedar ucapan saja. Oleh karena itu Allah mendustakan perkataan kaum munafiqin yang tidak meyakini hal ini di dalam hati mereka.

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (Surat Al-Munafiqun : 1)

Ayat di atas merupakan bantahan terhadap kelompok Murji’ah yang menyatakan bahwa syahadat cukup dengan lisan saja dan sudah mencukupi untuk masuk Islam.

Keutamaan Syahadat


beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antaranya:

Pertama, Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ merupakan harga surga
Suatu saat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendengar muadzin mengucapkan ’Asyhadu alla ilaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada muadzin tadi,
”Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no. 873)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Kedua, Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah kebaikan yang paling utama
Abu Dzar berkata,
”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi, ”Wahai Rasulullah, apakah ’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55)

Ketiga, Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah dzikir yang paling utama
Hal ini sebagaimana terdapat pada hadits yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam (hadits marfu’),
”Dzikir yang paling utama adalah bacaan ’laa ilaha illallah’.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62)

Keempat, Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama
paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan
Sebagaimana terdapat dalam shohihain (Bukhari-Muslim) dari Abu Hurairoh radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda,
”Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)

Kelima, Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah Kunci 8 Pintu Surga
orang yang mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukai
Dari ’Ubadah bin Shomit radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149)

Keenam Syahadat sebagai penebus segala dosa
Dari Anas bin Malik, aku telah mendengar Rasulullah bersabda, Allah berfirman (hadits Qudsi), “Wahai sekalian anak cucu Adam (wahai manusia), kalau seandainya kalian mendatangi Aku dengan sepenuh bumi kesalahan-kesalahan (dosa-dosa), kemudian kalian menemui Aku dalam keadaan kalian tidak menyekutukan-Ku di dalam beribadah kepada Aku sedikitpun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi juga”. (HR Tarmidzi hasan)
Ibnu Rajab Al Hanbali menjelaskan bahwa barang siapa yang datang bersama tauhid dan memiliki dosa dan kesalahan sepenuh bumi, maka Allah akan datang dengan ampunan sepenuh bumi juga jika sempurna tauhid seorang hamba, ikhlas hanya kepada Allah, menegakkan syarat-syarat ibadah dengan hati, lisan, dan amalan tubuh. Atau dengan hati dan lisan ketika dalam keadaan sakaratul maut, maka Allah akan memberikan ampunan bagi seluruh dosa yang telah lalu dan hamba tersebut akan diselamatkan dari neraka. Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi dengan riwayat yang shahih karena banyak penguatnya.
Dari sahabat Ubadah bin Shamit, telah bersabda Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam, “Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang benar untuk disembah) selain Allah semata yang tidak ada tandingan bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya (makhluq-Nya, yang diciptakan dengan firman Kun Fayakun) dan ruhnya dari (ruh yang diciptakan) Allah, dan meyakini syurga itu haq, dan meyakini adanya neraka, maka Allah akan memasukkannya ke syurga bagi siapa yang memiliki keyakinan seperti ini.” HR Bukhari Muslim

Ketujuh Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan akhirat bagi orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. ath Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allag jika ia tidak betauhid. Orang yang bertauhid dan bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya. (Lihat al Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)

Kedelapan Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa cinta kepada iman, serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al Hujurat :7)

Kesembilan Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah.
Dan orang yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam ialah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Orang yang paling berbahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari Kiamat, yaitu orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukharai, dari sahabat Abu Hurairah)

Kesepuluh  Allah Ta’ala menjamin akan memasukkan seorang yang bertauhid ke Surga.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat ‘Utsman)
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat Jabir)

Kesebelas Allah Ta’ala akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan kepada orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

Keduabelas Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat bagi seorang yang bertauhid.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an Nahl:97)

Ketigabelas Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di neraka.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Setelah penghuni surga masuk ke surga, dan penghuni neraka masuk ke neraka, maka setelah itu Allah pun berfirman:’Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang didalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman,’ maka mereka pun dikeluarkan dari neraka, hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di tepian sungai. Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh berwarna kuning  dan berlipat-lipat?” (HR. Bukhari, dari Abu Sa’ad alkhudri)

Keempatbelas  Tauhid merupakan penentu bagi diterima atau ditolaknya amal manusia.
Sempurna atau tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal, tetapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, berbuat syirik, niscaya amalnya akan menjadi bumerang baginya, yakni tidak mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena itu, seluruh amal harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah, baik berupa shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk:2)
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah menyebutkan dengan “amal yang baik” , tidak dengan “amal yang banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa kalmat laa ilaaha illallah, pada hari Kiamat nanti, lebih berat timbangannya dibandingkan langit dan bumi dengan sebab ikhlas.

Kelimabelas Orang yang bertauhid akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Orang yang tidak mentauhidkan Allah dengan sempurna, maka ia selalu was-was, ia selalu dalam keadaan takut dan tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau takut mempunyai anak lebih dari dua, takut terhadap masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al An’am:82)

Tauhid merupakan hak Allah atas semua hamba, dia kalimat Islam, kunci Darussalam (surga), tentangnya akan ditanyakan orang-orang yang pertama dan terakhir, maka takkan tetap kedua kaki hamba di hadapan Allah hingga ditanya tentang dua masalah: Siapa yang dulu kalian sembah? Apa tanggapanmu terhadap para rasul? Jawaban soal pertama ialah dengan merealisasikan Laa ilaaha illallah (Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah) dengan pengetahuan, ikrar dan amal, sedangkan jawaban bagi soal kedua ialah dengan merealisasikan Anna Muhammadar Rasulullah (Sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah) dengan pengetahuan , tunduk, dan taat. (Zadul Ma’ad, Ibnul Qoyyim)..Wallahu a’lam.

Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

bagi anda yang merasa mempunyai beberapa masalah dalam kehidupan anda bisa melihat

Doa Pelindung,Doa pengasihan,doa penyembuh  dan pembuka rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Doa mustajab

Dengan harapan dari sekian banyak jenis doa yang saya ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah anda...amiin


Wasalam

Fathul ahadi

Senin, 29 Oktober 2012

Keutamaan Surah Al-Mulk


Surah Al Mulk adalah surah ke 67 dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong surah ‘makkiyah’ yang terdiri daripada 30 ayat. Dinamakan Al Mulk kerana kata Al Mulk yang terdapat pada ayat pertama surah ini. yang berarti ‘Kerajaan’. Surat ini disebut juga dengan ‘At Tabaarak’ yang berarti Maha Suci.

Surah Al Mulk adalah surah keamanan dan keselamatan, kerana ia akan menjadi penyelamat dan pendinding dari seksa kubur kepada pembacanya.

Surah Mulk hendaklah dibaca secara istiqamah dengan menjadikan membacanya amalan kehidupan seharian. Ulama berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak akan tidur sebelum membaca surah As Sajadah dan surah Al Mulk.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga”.



Kandungan surah Al mulk antara lain:


Secara umumnya, surah ini banyak mengisahkan tentang kekuasaan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya. Ini jelas digambarkan daripada tajuk surah ini, al-Mulk, yang bermaksud ‘kerajaan’. Pada awal surah, ayat ini diceritakan kesempurnaan ciptaan alam ini, yang tidak ada cacat-celanya.

 Allah telah menciptakan alam ini daripada awal yang tiada apa-apa kepada yang ada dan seterusnya menjaga alam ini dengan penuh kesempurnaan. Allah berkuasa menciptakan dan mematikan sesuatu menurut kehendak-Nya.

Taat dan Takut pada Allah Di Kesunyian
Dalam surat Al Mulk ayat 12, penulis Tafsir Al Jalalain menjelaskan, “Mereka itu takut pada Allah di kesunyian ketika mereka tidak nampak di hadapan manusia lainnya. Mereka pun taat pada Allah dalam keadaan sembunyi-sembunyi. Tentu saja dalam keadaan terang-terangan, mereka pun lebih taat lagi pada Allah”.
Intinya mereka itu taat pada Allah meskipun di kesunyian. Syaikh As Sa’di menjelaskan, “Mereka takut pada Allah dalam setiap keadaan sampai-sampai pada keadaan yang tidak ada yang mengetahui amalan mereka kecuali Allah. Mereka tidak melakukan maksiat dalam kesunyian. Mereka pun tidak mengurangi ketaatan mereka ketika itu.”

Ihsan dalam Ibadah
Pengertian ihsan dalam ibadah sebagaimana ditafsirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits jibril. Ketika ditanya oleh Jibril –yang berpenampilan Arab Badui- mengenai ihsan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu melihat-Nya, Allah akan melihatmu”.
Dalam pengertian ihsan ini terdapat dua tingkatan. Tingkatan pertama disebut tingkatan musyahadah yaitu seseorang beribadah kepada Allah, seakan-akan dia melihat-Nya. Perlu ditekankan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah bukan melihat zat Allah, namun melihat sifat-sifat-Nya. Apabila seorang hamba sudah memiliki ilmu dan keyakinan yang kuat terhadap sifat-sifat Allah, dia akan mengembalikan semua tanda kekuasaan Allah pada sifat-sifat-Nya. Dan inilah tingkatan tertinggi dalam derajat Ihsan.
Tingkatan kedua disebut dengan tingkatan muroqobah yaitu apabila seseorang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat Allah, dia yakin Allah melihatnya. Dan tingkatan inilah yang banyak dilakukan oleh banyak orang. Apabila seseorang mengerjakan shalat, dia merasa Allah memperhatikan apa yang dia lakukan, lalu dia memperbagus shalatnya.

Beriman pada yang Ghoib
Berdasarkan salah satu penafsiran surat Al Mulk ayat 12, ayat ini menunjukkan keutamaan beriman pada yang ghaib dan keutamaan meyakini adanya kedekatan Allah ketika sendirian atau pun terang-terangan.

Khouf (Takut) yang Membuat Seseorang Menjauh dari Maksiat
Dari ayat ini juga menunjukkan bahwa dengan rasa khouf (takut) membuat seseorang menjauh dari maksiat. Sehingga ketika seseorang mau terjerumus dalam maksiat hendaklah ia memperkuat rasa takut pada Allah. Jangan malah ketika mau terjerumus dalam maksiat ia kedepankan roja’ (harap) pada Allah. Ketika berbuat maksiat malah ia ingat-ingat bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Ini sikap yang keliru, malah ia akan terus menerus dalam dosa. Yang benar, ketika seseorang dalam keadaan mau terjerumus dalam maksiat, hendaklah ia kedepankan rasa khouf (takut) pada Allah. Namun ketika ia dalam kondisi sudah terjerumus dalam berbagai maksiat, maka hendaklah ia kedepankan rasa roja’ (harap) ketika itu.
Tujuannya apa? Tujuannya, jika seseorang mengedapankan rasa takut pada Allah ketika hendak berbuat maksiat, maka ia pasti akan mengurungkan berbuat maksiat. Sedangkan mengedepankan rasa harap ketika bergelimang dosa akan membuatnya tidak berputus asa dari rahmat Allah. Perhatikanlah perbedaan dua hal ini.

Rasa Takut pada Allah Membuat Seseorang Mendapat Naungan-Nya
Keutamaan orang yang takut pada Allah di kesunyian juga disebutkan dalam sebuah hadits muttafaqun ‘alaih (disepakati Bukhari dan Muslim),
“Tujuh golongan yang di mana mereka akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya, yaitu: [1] pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah pada Allah, [3] seseorang yang mengingat Allah di kesunyian lalu meneteslah air matanya, [4] seseorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid, [5] seseorang yang saling mencintai karena Allah, [6] seseorang yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan untuk menyetubuhinya namun ia katakan, “Aku takut pada Allah, [7] seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya.” Lihatlah orang yang mengingat Allah di kesunyian (tanpa ada yang melihatnya kecuali Allah) lalu ia meneteskan air mata dan orang yang diajak berzina namun ia takut pada Allah. Inilah keutamaan dari orang yang beribadah dan takut pada Allah sedangkan manusia-manusia tidak mengetahuinya, mereka akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah.

Luasnya Ilmu Allah
Segala sesuatu itu sama di sisi Allah baik yang smbunyikan maupun yang dinampakkan. Tidak ada yang samar sedikit pun baginya. Allahh Ta’ala berfirman,
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Al Mulk: 13)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada dalam hati berupa berbagai niat dan keinginan.
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14)

Allah Itu Lathif dan Khobir
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
 “Allah itu Lathif, maksudnya mengetahui segala sesuatu secara detail. Dan Khobir, maksudnya mengetahui segala yang tersembunyi (samar). Hal ini menunjukkan luasnya ilmu Allah terhadap segala sesuatu.”
Allah Ta’ala selanjutnya berfirman,
 “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.” (QS. Al Mulk: 15).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan ayat di atas, “Sesungguhnya Allah yang menundukkan bumi bagi kalian agar kalian bisa memenuhi berbagai kebutuhan (hajat) kalian.”[16] Ini menunjukkan nikmat Allah dengan memberikan segala kemudahan bagi setiap manusia. Maka Allah-lah yang pantas dipuji dan disanjung.

Tawakkal Bukan Berarti Meninggalkan Kerja dan Usaha
Dalam surat Al Mulk ayat 15 di atas juga menunjukkan disyariatkannya berjalan di muka bumi untuk mencari rizki dengan berdagang, bertani, dsb.
Ini menunjukkan bahwa tawakkal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha.
Sahl At Tusturi mengatakan, ”Barangsiapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan). Barangsiapa mencela tawakkal (tidak mau bersandar pada Allah) maka dia telah meninggalkan keimanan.” (Jaami'ul Ulum wal Hikam).

Hanya Kepada Allah-lah Tempat Kembali
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk: 15)
Ibnul Jauzi menafsirkan, “Kalian akan dibangkitkan dari kubur-kubur kalian.” Hal ini menunjukkan adanya hari berbangkit dan hari pembalasan.

Keutamaan surah al mulk


Memang banyak fadhilah dan keutamaan dari surat al-Mulk, diantaranya adalah:

1. Abu Hurairah Meriwayatkan hadist, yang bermaksud: “Sesungguhnya di dalam Al-Quran itu, ada satu surat yang mengandungi 30 ayat, ia mensyafaati bagi  yang membacanya. Maka waktu  lelaki itu membacanya,maka waktu itu pula ia meminta ampun untuknya. Surat itu ialah surah Al-Mulk”

2. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Surah Al-Mulk itu memelihara dan melindungi  pembacanya dari azab kubur.”

3. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Aku sungguh gembira, sekiranya orang mukmin sentiasa membaca surah Al-Mulk sehingga seolah-olah surah itu tertulis di dalam hatinya.”

4. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Barangsiapa membaca surah Al Mulk setiap malam, diselamatkannya dari azab kubur.”

5. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Sesiapa membaca surah Al Mulk pada waktu malam, niscaya datang ke dalam kuburnya surah itu sebagai pengganti untuk bersoal jawab dengan Munkar Nakir

6. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya di dalam Al-Quran ada satu surat yang terkandung 30 ayat. Surat itu ialah surah Al Mulk. Ia akan datang kepada pembacanya untuk membantu menjawab didalam kubur sehingga mereka selamat masuk ke dalam Surga.”

7. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Sebagian surat-surat yang terdapat di dalam Al-Quran ada satu surat yang mengandungi 30 ayat. Surat itu surat Al Mulk. Ia memberi syafaat kepada orang yang membacanya dengan mengeluarkannya dari Neraka dan memasukkannya ke dalam Surga.”

8. Ulama berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak akan tidur melainkan setelah membaca surah As Sajadah dan surah Al Mulk.”

9. Ulama berkata: “Sesungguhnya surat Al-Mulk itu melepaskan pengamal-pengamalnya dari bahaya azab kubur. Ia akan menjawab pada hari kiamat di hadapan Tuhan karena menuntut melepaskan mereka yang mengamalkannya dari azab api Neraka.”

10. Saiyidina Ali berkata: “Barangsiapa mengamalkan surah Al Mulk, niscaya dibawa ia pada hari kiamat di atas sayap malaikat serta wajahnya yang cantik seperti nabi Yusuf.’

11. Ulama berkata: “Sesungguhnya surat Yasin dan surah Al Mulk terkandung di dalamnya beberapa rahasia dan kelebihan. Barangsiapa mengamalkannya niscaya ia mendapat rahasia-rahasia dan kelebihan-kelebihan itu serta dikasihi oleh semua manusia dan juga menjadi hebat pada pandangan makhluk.”

12. Saiyidina Abdullah bin Abbas berkata: “Barangsiapa membaca surah Al Mulk sehingga menjadi amalan wiridnya, niscaya ia mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kuburnya. Bila azab hendak datang ke pihak kepala, terdengar satu seruan: “Tidak boleh engkau datang ke pihak kepala ini karena ada surah Al Mulk”

Begitulah keadaannya bila azab itu pergi ke pihak kaki dan perutnya. Karena semuanya mengandungi surah Al Mulk.”

13.Membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Mulk diwaktu Malam itu sama dengan memperoleh lailatul qadar (Hadist).

14.Barang siapa setiap malam membaca surat Al-Mulk, maka kelak ia dapat menang untuk menjawab pertanyaan kubur dan sebelumnya mati jauh dari fitnah(Hadist)

15.Surat Al-Mulk itu dapat mensyafaati pembacanya hingga diampuni dosanya.(Hadist).
Akhirul kalam keutamaan surat ini bisa diperoleh jika seseorang rajin membacanya setiap malamnya, mengamalkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, mengimani berbagai berita yang disampaikan di dalamnya..Wallahu a’lam.

Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

bagi anda yang merasa mempunyai beberapa masalah dalam kehidupan anda bisa melihat

Doa Pelindung,Doa pengasihan,doa penyembuh  dan pembuka rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Doa mustajab

Dengan harapan dari sekian banyak jenis doa yang saya ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah anda...amiin


Wasalam

Fathul ahadi

Keutamaan Shalat Sunat


Salah satu amalan yang difardhu oleh Allah subhanahu Wata’ala adalah shalat 5 waktu. Dan apabila kita telah melakukan sholat 5 waktu secara rutin maka ada baiknya kita melakukan shalat shalat sunnah untuk memperbagus amalan kita.

Di antara rahmat Allah kepada hambanya adalah bahwa Allah mensyari'atkan bagi setiap Kewajiban ada sunnah yang sejenis agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajibankewajiban tersebut  mungkin ada yang kurang. Shalat ada yang wajib dan ada yang sunnah, puasa ada yang wajib dan ada yang sunnah, demikian pula haji, sedekah dan lainnya, dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri  kepada Allah dengan melakukan yang sunnah-sunnah sehingga Allah mencintainya.

Ini merupakan karunia Allah kepada hambanya, dimana Allah mensyari'atkan bagi mereka  sarana mendekatkan diri kepadanya, dan menjadikan perbuatan taat bervariasi untuk  meninggikan derajat mereka, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka, melipat  gandakan kebaikan.



Keutamaan shalat sunat


Keutamaan shalat sunat sangatlah banyak dan ada sebagian yang mempunyai keutamaan khusus misalnya shalat sunat dhuha,secara garis besar keutamaan shalat sunat antara lain:

Pertama: Akan Menutupi Kekurangan pada Shalat Wajib
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426 dan Ahmad 2: 425. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kedua: Dihapuskan dosa dan ditinggikan derajat
Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-,  lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.
Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim no. 488). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini adalah dorongan untuk memperbanyak sujud dan yang dimaksud adalah memperbanyak sujud dalam shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 205). Cara memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan memperbanyak shalat sunnah.

Ketiga: Akan dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga
Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,
Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).” (HR. Muslim no. 489)

Keempat: Shalat adalah sebaik-baik amalan
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah no. 277 dan Ahmad 5: 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kelima: Menggapai wali Allah yang terdepan
Orang yang rajin mengamalkan amalan sunnah secara umum, maka ia akan menjadi wali Allah yang istimewa. Lalu apa yang dimaksud wali Allah?
Allah Ta’ala berfirman dalam alqur’an:
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
Setiap orang mukmin (beriman) dan bertakwa, maka dialah wali Allah.” (Majmu’ Al Fatawa, 2: 224). Jadi wali Allah bukanlah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa terbang, memakai tasbih dan surban. Namun yang dimaksud wali Allah sebagaimana yang disebutkan oleh Allah sendiri dalam surat Yunus di atas. “Syarat disebut wali Allah adalah beriman dan bertakwa” (Majmu’ Al Fatawa, 6: 10). Jadi jika orang-orang yang disebut wali malah orang yang tidak shalat dan gemar maksiat, maka itu bukanlah wali. Kalau mau disebut wali, maka pantasnya dia disebut wali setan.
Perlu diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: (1) As Saabiquun Al Muqorrobun(wali Allah terdepan) dan (2) Al Abror Ash-habul yamin(wali Allah pertengahan).

As saabiquun al muqorrobun adalah hamba Allah yang selalu mendekatkan diri pada Allah dengan amalan sunnah di samping melakukan yang wajib serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh.
Al Abror ash-habul yamin adalah hamba Allah yang hanya mendekatkan diri pada Allah dengan amalan yang wajib dan meninggalkan yang haram, ia tidak membebani dirinya dengan amalan sunnah dan tidak menahan diri dari berlebihan dalam yang mubah.
Mereka inilah yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
Apabila terjadi hari kiamat,tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,maka jadilah ia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.Dan orang-orang yang beriman paling dahulu. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” (QS. Al Waqi’ah: 1-14) (Lihat Al furqon baina awliyair rohman wa awliyaisy syaithon, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 51)

Keenam: Allah akan beri petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki dan tangannya, serta doanya pun mustajab
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506)

Macam Macam shalat sunat:


A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at.
5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Tata caranya seperti shalat ‘Id.
6. Shalat Tarawih
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam Muslim)
7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih
Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.

B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah
1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi.
Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
3. Shalat Witir di luar Ramadhan
Minimal satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2 raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam.
Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat malam 13 raka’at, dengan witir 5 raka’at di mana beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima raka’at yang tidak dipisah dengan salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim)
4. Shalat Dhuha
Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2 raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la)
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
5. Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR Jama’ah Ahli Hadits.
6. Shalat Taubat
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
7. Shalat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)
8. Shalat Istikharah
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
9. Shalat Hajat
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat  atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
11. Shalat Awwabiin
Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat setelah shalat Maghrib enam raka’at, maka diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih lautan.” (HR Imam Thabrani)
Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah Ra. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at antara Maghrib dan Isya’, maka Allah mencatat baginya pahala ibadah 12 tahun” (HR Imam Tirmidzi)
12. Shalat Sunnah Wudhu’
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka’at, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
13. Shalat Sunnah Mutlaq
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun banyak.” (HR Ibnu Majah)
Dari Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya: ‘Apakah kamu berpuasa sepanjang siang?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku juga menikah, barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa dilakukan dengan jumlah raka’at yang tidak dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam, karena Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu untuk istirahat dan untuk istri/suami.

Kelebihan Shalat sunat malam


Semua shalat sunat mempunyai keutamaan,terlebih lagi shalat sunat malam yang lebih di kenal dengan shalat sunat tahajud dan witir karena di kerjakan pada malam hari yang mempunyai waktu mustajab untuk berdoa..ada beberapa riwayat yang berkaitan dengan shalat malam diantaranya berikut ini :

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.”
 (QS. Al-Isra’: 79).

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9).
Dari Jabir   berkata: aku mendengar rasulllah  sd: sesungguhnya di waktu malam ada satu saat dimana seorang hamba tidak memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah  pada saat itu, kecuali Allah memberikannya, dan ini ada pada setiap malam. (HR. Muslim).

 Dari Abu Hurairah  bahwasanya rasulullah  bersabda: setiap malam tuhan kita turun ke langit dunia pada waktu sepertiga malam terakhir, Allah berkata: siapa yang berdoa kepadaku maka akan aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaku akan aku berikan, siapa yang mohon ampun padaku maka aku akan memberi ampunan kepadanya. (Muttafaq alaih). 
٥
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Akhirul kalam marilah kita jaga shalat sunat kita karena Shalat sunnah termasuk amalan yang mesti kita jaga dan rutinkan. Di antara keutamaannya, shalat sunnah akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. Kita tahu dengan pasti bahwa tidak ada yang yakin shalat lima waktunya dikerjakan sempurna. Kadang kita tidak konsentrasi, tidak khusyu’ (menghadirkan hati), juga kadang tidak tawadhu’ (tenang) dalam shalat..Wallahu a’lam

Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

bagi anda yang merasa mempunyai beberapa masalah dalam kehidupan anda bisa melihat

Doa Pelindung,Doa pengasihan,doa penyembuh  dan pembuka rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Doa mustajab

Dengan harapan dari sekian banyak jenis doa yang saya ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah anda...amiin


Wasalam

Fathul ahadi

Keutamaan Surah As sajadah


Surat As Sajadah terdiri atas 30 ayat termasuk golongan surat Makkiyah diturunkan sesudah surat Al Mu’minuun. Dinamakan As Sajadah berhubung pada surat ini terdapat ayat sajadah, yaitu ayat yang kelima belas.



Surat As Sajdah mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan Al-Quran yang diturunkan kepadanya merupakan petunjuk bagi manusia, menegaskan tentang ketauhidan dan kekuasaan Allah dengan mengemukakan hal-hal yang ber- hubungan dengan masa terciptanya alam, proses kejadian manusia dan kebangkitan di hari kiamat serta keajaiban yang terdapat pada alam semesta.

Semuanya itu dikemukakan sebagai bantahan terhadap hujah-hujah yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin dan untuk menghilangkan keragu-raguan mereka.

Kandungan surah as sajadah


1. Keimanan:
Menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu benar-benar seorang rasul dan menjelaskan bahwa kepada musyrik Mekah belum pernah diutus seorang rasulpun sebelumnya; menegaskan bahwa Allah Maha Esa, bahwa Dia-lah yang menguasai alam semesta dan Dia-lah yang mengaturnya dengan aturan yang paling sempurna; menyatakan bahwa hari berbangkit benar-benar akan terjadi.

2. Hukum:
Anjuran melakukan sembahyang malam (tahajjud dan witir).

3. Dan lain-lain:
Keterangan mengenai kejadian manusia di dalam rahim dan fase-fase yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia; penjelasan bagaimana keadaan orang-orang mukmin di dunia dan nikmat serta pahala-pahala yang disediakan Allah bagi mereka di akhirat;

kehinaan yang menimpa orang-orang kafir di akhirat dan mereka pada waktu itu meminta supaya dikembalikan saja ke dunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan, tetapi keinginan ini ditolak; keingkaran kaum musyrik ter hadap hari berbangkit dan mereka menganggap bahwa hal itu adalah mustahil.

Keterangan Ayat 4-5
Allah menjadikan langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya dalam masa enam hari.( hanya Allah yang tahu berapa lama menurut perhitungan alam dunia) Kemudian Allah bersemayam di atas Arasnya (takhta Kerajaannya).

Sebagaimana seorang raja memerintah di atas takhta kerajaannya untuk mengatur dan melaksanakan pemerintahannya, maka Allah mengatur alam yang luas ini dan memerintahnya dari Arasynya. Tetapi Arasy Allah itu tidaklah serupa dengan takhta raja sebagaimana Allah tidak serupa dengan manusia.

Maka Arasynya juga tidak serupa dengan takhta raja. Sebab itulah Allah yang mengetahui hakikat Arasy itu.Kata sesetengah ahli tafsir, perkataan ini adakah kata kiasan, untuk mengambarkan bahawa Allah mengatur sekalian alam dan memerintahkan dari pusat pemerintahannya, sebagai raja memerintah negeri dari atas takhta kerajaannya..

Keterangan Ayat 15-17
Orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah ialah orang yang bila diberi peringatan dan pengajaran , mereka tunduk dan sujud ke bumi serta bertasbih memuji tuhan, sedang mereka tidak sombong.

Mereka tidak tidur pada malam hari karena meminta (berdoa) kepada Allah dengan hati takut serta mengharapkan pada rahmat Allah taala. Selain itu mereka membelanjakan sebahagian rezeki yang dianugerahkan Allah untuk  keluarganya dan fakir miskin yang melarat dan sengsara. Allah menyediakan untuk mereka itu surga dengan bermacam-macam kesukaan, kegembiraan dan kesenangan hati.


Firman Allah bermaksud "aku menyediakan untuk hambaku yang soleh apa-apa yang belum pernah di lihat mata dan belum pernah di dengar telinga dan tidak terlintas di dalam hati manusia sedikit juga". Kesenangan di dunia ini dicampuri oleh kesusahan, tetapi kesenangan di akhirat pula tidak bercampur sedikit pun dengan kesusahan. Itulah balasan terhadap amalan soleh.

Keterangan Ayat 20-22
Adapun orang-orang yang fasik dan durhaka pada Allah taala, tempat tinggalnya dalam neraka, mendapat siksa api yang menyala-nyala. Setiap kali hendak keluar dari neraka itu, akan dikembalikan ke dalamnya.. dikatakan kepadanya " rasakanlah(tahanlah) siksa neraka yang kamu dustakan selama ini !"

Allah mendatangkan siksa kepada mereka diatas dunia ini, sebelum tiba siksa di akhirat yang lebih besar, supaya mereka bertaubat dan meminta ampun kepada Allah, Tetapi mereka juga tidak mau bertaubat, meskipun diberi peringatan dan pelajaran. Sebab itu Allah menyiksa orang-orang yang berdosa itu.

Keutamaan surah as sajadah antara lain:


1.    Khalid bin Ma’dan ra. Berkata, “Bacalah surat Almunjiah (yang menyelamatkan) yaitu alif lam tanzil Assajadah, sebab saya mendapat keterangan bahwa ada seorang yang biasa membacanya, dan tidak membaca lain-lainnya, sedang ia banyak berdosa, tiba-tiba surat ini menghamparkan sayapnya dan berkata : Ya Rabbi ampunilah orang ini, karena ia selalu membacaku, maka Allah menerima pembelaan (syafa’at)nya, dan berfirman: Tulislah untuk hamba-Ku itu ditempat tiap dosa dengan kebaikan dan naikkan derajatnya.” (R. Addarimi).


Dilain riwayat: Sesungguhnya surat ini akan membela pada orang yang membacanya didalam kubur, ia akan berkata: Ya Allah jika aku benar-benar dari kitab-Mu maka berilah padaku kesempatan memberi syafa’at padanya, jika tidak maka hapuslah aku dari kitab-Mu. Dan ia berupa burung yang menghamparkan sayapnya, membela dan melindungi dari siksa kubur.

2.    Jabir ra. Berkata, “Biasa Nabi saw. Tidak tidur sehingga membaca surat Alif lam mim Tanzil Assajadah, dan Tabarakalladzi biyadhil mulku.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An-Nasa’i, Al Hakim).

3.    Bersabda Nabi saw., “Alif Lam miim As Sajadah datang di hari Kiamat dengan mempunyai dua sayap yang menaungi pembacanya, seraya berkata: Tak ada jalan bagi orang lain atas engkau, tak ada jalan bagi orang lain atas engkau.” (HR. Abu ‘Ubaid).

4.    Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Bila seorang anak Adam membaca surat “As Sajadah” kemudian ia bersujud, maka pergilah setan menepi seraya menangis dan berkata, “Betapa celakanya aku! Anak Adam diperintah untuk bersujud, ia pun bersujud, maka ia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk bersujud, aku pun enggan, maka aku mendapatkan neraka.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i’I, Ibnu Majah, Ahmad, Muslim) Shahih.

5.    Aljuwini dalam tafsirnya meriwayatkan dari Aban bin Abi Ayyasy berkata, “Ketika kami hadir matinya Muwarriq Al’ajali, dan ketika telah ditutup kain, kami berkata “Dia telah mati, tiba-tiba kami melihat nur (cahaya) memancar dari arah kepalanya sehingga menembus atap rumah, kemudian kami melihat nur (cahaya)  yang memancar dari kakinya seperti itu,

 kemudian kami melihat cahaya nur yang lebih terang memancar dari perutnya, kemudian ia membuka tutup kainnya itu dan bertanya kepada kami, “Apakah kalian melihat sesuatu?” Jawab kami “Ya,” lalu kami ceritakan padanya semua yang kami lihat itu.

Lalu ia berkata, “Itu surat As Sajadah yang  saya baca tiap malam, sedang yang diatas kepala itu empat belas ayat dari permulaannya, dan yang di kaki itu empat belas ayat dari akhirnya, sedang yang ditengah itu ayat As Sajadah sendiri ia naik untuk memberikan syafa’atnya bagiku, sedang surat Tabarak masih tetap menjagaku. Kemudian ia mati kembali. (Dari kitab : Irsyadul ‘ibad ilasabilirrasyad).

6.    Ibnu Abbas ra. Berkata, “Bahwa Rasulullah saw., biasa membaca dalam shalat Subuh hari Jum’at pada rakaat pertama sesudah Fatihah adalah surat Alif laam mim Assajadah. Dan pada rakaat kedua sesudah Fatihah adalah surat Hal Ataa alal insaan. (R. Muslim).

Terdapat beberapa Hadis Rasulullah SAW yang menerangkan fadhilat, faedah dan hikmah untuk mereka yang mengamalkan membaca Surah As-Sajdah ini.
1. Baginda tidak akan tidur sebelum membaca Surah ini dan Surah Al-Mulk.
2. Melindungi pembacanya dari seksa kubur.
3. Mendapat pahala yang besar seperti pahala mereka tetap solatnya pada malam lailatul-qadar.
4. Mendapat hidayah ilmu yang yakin.
5. Dikurniakan cahaya (nur) pada dirinya semasa ia mati.

Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

bagi anda yang merasa mempunyai beberapa masalah dalam kehidupan anda bisa melihat

Doa Pelindung,Doa pengasihan,doa penyembuh  dan pembuka rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Pemesanan Amalan

Dengan harapan dari sekian banyak jenis doa yang saya ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah anda...amiin


Wasalam

Fathul ahadi
Hubungi Penulis

Name *
Email *
Pelihal *
pesan *
Powered byEMF HTML Form
Report Abuse